Selasa, 20 November 2012

Kegagalan Pasar (Market Failure)



      Apakah yang dimaksud dengan kegagalan pasar dan apa saja penyebab kegagalan pasar? Menurut Mankiw (2004) kegagalan pasar (market failure) adalah situasi di mana pasar gagal mengalokasikan sumber daya (resource) secara efisien. Hal ini dapat terjadi diantaranya akibat eksternalitas (externality) dan kekuatan pasar (market power). Externalitas adalah dampak akibat tindakan seseorang atau perusahaan terhadap kesejahteraan orang lain. Sedangkan kekuatan pasar adalah kemampuan seseorang atau perusahaan untuk mempengaruhi harga pasar. Ketika pasar mengalami kegagalan, pemerintah dapat melakukan intervensi untuk mendorong terciptanya efisiensi dan keadilan.


Menurut Rahardja & Manurung (1999), pasar dapat menjadi alokasi sumber daya yang efisien bila asumsi-asumsinya terpenuhi, antara lain pelaku bersifat rasional, memiliki informasi sempurna, pasar berbentuk persaingan sempurna, dan barang bersifat privat. Sayangnya, kenyataannya asumsi-asumsi ideal tersebut sulit terpenuhi di dunia nyata. Sebagai akibatnya terjadilah kegagalan pasar di mana pasar gagal menjadi alat alokasi yang efisien. Penyebab kegagalan tersebut antara lain:[1]
 
  1. Informasi tidak sempurna (incomplete information). Pada kenyataannya kita tidak pernah tahu persis tentang kualitas barang yang digunakan. Ketika ingin membeli mobil bekas, seseorang yang kurang memahami seluk-beluk mobil bekas dapat menyewa montir mobil yang dapat dipercaya. Perusahaan yang ingin merekrut calon pegawai kadang-kadang terpaksa memakai jasa konsultan.[2]
  2. Daya monopoli (monopoly power). Asumsi pasar persaingan sempurna adalah produsen begitu banyak dan kecil-kecil sehingga secara individu tidak mampu mempengaruhi pasar. Dengan kondisi demikian para produsen dalam memasok barang bereferensi pada harga yang berlaku di pasar, sehingga mereka hanya menjadi price taker. Akan tetapi kenyataannya sering terjadi dalam pasar hanya ada satu (monopoli) atau beberapa produsen (oligopoli). Mereka dapat mempengaruhi pasar dengan menentukan tingkat harga (price setter). Mereka bisa saja memproduksi barang dengan jumlah yang sedikit dengan harga yang tinggi (jika dibandingkan dengan kuantitas dan harga keseimbangan).
  3. Eksternalitas (externality). Eksternalitas adalah keuntungan atau kerugian yang dinikmati atau diderita pelaku ekonomi sebagai akibat tindakan pelaku ekonomi yang lain, tetapi tidak dapat dimasukkan dalam perhitungan biaya secara normal. Sebagai contoh, pabrik tapioka yang membuang limbahnya ke sungai. Kerugian yang diderita masyarakat sekitarnya tidak masuk dalam perhitungan biaya produksi pabrik tapioka. Akibatnya, walaupun biaya produksi tapioka menjadi murah (tidak perlu investasi fasilitas pengolahan limbah), secara ekonomis biayanya mahal. Sebagian biaya itu ditanggung masyarakat dalam bentuk biaya sosial (social cost)
  4. Barang publik (public goods). Asumsi lain yang diperlukan agar pasar dapat berjalan dengan efisien adalah barang yang dipertukarkan bersifat private (rival dan exclusive). Rival artinya barang tidak dapat dikonsumsi secara bersama-sama (bukan hanya satu orang) tanpa saling merugikan. Contohnya, bila satu kaleng soft drink telah kita minum, maka orang lain tidak dapat menikmatinya lagi. Exclusive artinya untuk mendapatkan barang tersebut seseorang harus memenuhi syaratnya (misalnya dengan membayarnya). Beberapa barang private juga dapat dipecah-pecah (divisible), misalnya ketika seseorang membeli soft drink, ia dapat membeli yang botol besar, botol kecil, atau kaleng. Dalam kehidupan nyata, ada barang-barang yang bersifat non-rivalry, non-exclusive (atau non-excludable), dan non divisible. Barang-barang tersebut disebut barang publik (public goods). Contoh barang publik adalah trotoar (yang tidak dipenuhi pedagang kaki lima). Trotoar bersifat non-rivalry, artinya bila seseorang berjalan di atasnya maka tidak akan merugikan atau mengurangi kesempatan orang lain untuk berjalan di atasnya. Bersifat non-exclusive artinya siapa saja dapat menggunakannya dan kita tidak bisa mencegah orang lain untuk menggunakannya. Bersifat non-divisible artinya trotoar tersebut tidak dapat dibagi-bagi, setiap orang dapat menggunakan trotoar tersebut seutuhnya (kecuali bila trotoar itu digunakan secara ilegal oleh pedang kaki lima). Barang publik sering menimbulkan fenomena pendomplengan (free rider), yaitu mereka yang menikmatinya tanpa membayar. Bila swasta yang menyediakan barang publik maka mereka dapat mengalami kerugian akibat free rider tersebut. Oleh karena itu biasanya barang publik disediakan oleh pemerintah.[3]
  5. Barang altruisme (altruism good). Barang altruisme adalah barang yang ketersediaannya berdasarkan suka rela, contohnya ialah darah, ginjal dan organ tubuh manusia lainnya. Supply darah ada karena murni rasa kemanusiaan. Apabila barang ini diserahkan kepada mekanisme pasar maka tidak akan terbentuk pasar karena aspek supply-nya bertentangan dengan ajaran agama.[4] Bahkan sekalipun harga sebuah ginjal begitu mahal, kita tidak dapat menemukan perusahaan yang kegiatannya adalah menjual ginjal dan organ-organ tubuh lainnya dengan berorientasi profit (kecuali mungkin di pasar gelap). Untuk menangani supply-demand barang altruisme, pemerintah membentuk PMI (Palang Merah Indonesia) atau membuat berbagai regulasi yang mencegah jual-beli organ tubuh secara ilegal.


Rahardja & Manurung (1999) menambahkan, kegagalan pasar seringkali menuntut campur tangan (intervensi) pemerintah. Tujuan campur tangan tersebut antara lain:
  1. Menjamin agar kesamaan hak bagi setiap individu dapat terwujud dan eksploitasi dapat dihindarkan;
  2. Menjaga agar perekonomian dapat tumbuh dan mengalami perkembangan secara teratur dan stabil;
  3. Mengawasi kegiatan-kegiatan perusahaan, terutama perusahaan besar yang dapat mempengaruhi pasar, agar mereka tidak menjalankan praktik monopoli yang merugikan;
  4. Menyediakan barang publik untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat; dan
  5. Mengawasi agar eksternalitas kegiatan ekonomi yang merugikan masyarakat dapat dihindari atau dikurangi.

Footnote:

[1] Mengenai penyebab kegagalan pasar, terdapat perbedaan di antara berbagai literatur ekonomi. Sebagai contoh, Mankiw (2004) hanya menyebutkan dua saja (yaitu eksternalitas dan kekuatan pasar) sementara Rahardja & Mandala (1999) menyebutkan lima. Sedangkan Wolf (1999) menyebutkan empat penyebab kegagalan pasar.


[2] Dalam konteks regulasi pendirian usaha, regulasi tersebut diharapkan dapat mengurangi kemungkinan imperfect information dan penyebab kegagalan pasar lainnya.

[3] Ada pula barang publik yang tidak disediakan oleh pemerintah, contohnya masjid.

[4] Dalam Islam, diperbolehkan memindahkan organ tubuh manusia yang masih hidup ke jasad manusia hidup lainnya jika organ tubuh tersebut dapat diperbaharui secara otomatis seperti donor darah dan transplantasi kulit. Diperbolehkan pula mewasiatkan mendonorkan organ tubuh. Adapun memindahkan organ tubuh yang berfungsi vital (jantung, hati, dan sebagainya) atau yang dapat mengurangi peran pokok kehidupan pendonor (kornea mata) selagi pendonornya masih hidup adalah haram. Sebagai catatan, semua bentuk donor organ/bagian tubuh yang disebutkan di atas harus bukan dalam bentuk jual-beli (Sharia Consulting Center, 2003). Agama Katholik juga melarang jual-beli organ tubuh, Paus Benedict XVI mengatakan bahwa mendonorkan organ tubuh adalah perwujudan cinta, sedangkan penjualan organ tubuh adalah hal yang terlarang (Glatz, 2008).

Minggu, 18 November 2012

Orang yang Bersiap-siap untuk Kiamat Buktikan Mereka Gila Sekaligus Cemerlang

Oleh Douglas Main, Kontributor LiveScience

Braxton dan Kara Southwick tinggal di pinggiran Salt Lake City, Utah, dengan enam anak mereka. Braxton, seorang montir yang pernah menjadi pembalap sepeda motor profesional. Dia juga melatih keluarganya untuk mempersiapkan diri dari serangan senjata virus cacar yang ia takutkan akan membuat negaranya bertekuk lutut.

Foto: National Geographic ChannelLiveScience berbicara dengan Southwick untuk mengetahui lebih banyak tentang alasan mereka menyiapkan diri menjelang hari kiamat, dan memiliki persediaan makanan lebih dari 900 kilogram tepung, gula dan gandum, belum lagi 14 senjata dan delapan ekor ayam — yang cukup untuk menopang hidup delapan anggota keluarga mereka lebih dari satu tahun.

Keluarga Southwick tampil pada acara “Doomsday Preppers” musim kedua, sebuah acara di National Geographic Channel yang menampilkan profil pejuang untuk bertahan hidup yang ekstrem yang percaya bahwa dunia kita akan segera berakhir. Musim pertama acara tersebut mendapatkan rating tertinggi dalam jaringan TV tersebut pada saat itu.

LiveScience: Bagaimana Anda memulai persiapan ini?
Kara Southwick: Semua dimulai dengan penyimpanan makanan dan berkembang dari sana. Jika ada sesuatu yang terjadi, kami bisa mengurus keluarga kami. Tujuan kami adalah untuk memiliki persediaan makanan selama satu tahun. Dari sana, Anda akan mulai memikirkan tentang air.
Braxton: Dan sebuah generator. Cadangan bahan bakar. Dan seterusnya.

Kara: Juga sebuah oven tenaga matahari.

Mengapa Anda bersiap untuk kiamat secara ekstrem?
Braxton: Saya prihatin dengan peristiwa yang sedang terjadi di dunia, dan saya merupakan pria yang sangat percaya hari kiamat. Saya rasa dunia tidak akan berakhir pada 2012, namun semua yang diramalkan suku Maya membuat saya menjadi lebih yakin akan hari kiamat.

Apakah Anda berpikir dunia secara fundamental berbeda dari sebelumnya?
Braxton: Tentu saja. Lihat saja kerusuhan di seluruh Timur Tengah. Dan runtuhnya sistem keuangan di Eropa, demikian juga Amerika Serikat. Utang nasional kita mencapai $17 triliun (setara Rp164 kuadriliun) pada awal tahun. Kita semua merasa bahwa kita berada dalam wilayah yang belum dipetakan. Kita tidak membayar pajak untuk dua perang di Irak dan Afghanistan. Kita menempatkan mereka pada kartu kredit.

Apa yang paling Anda khawatirkan akan terjadi?Braxton: Kami mempersiapkan diri untuk semua skenario, tapi yang paling saya khawatirkan adalah serangan senjata biologis teroris, yaitu virus cacar. Untuk teroris, menggunakan senjata nuklir hampir mustahil. Tapi untuk mendapatkan senjata biologis relatif mudah, karena Libya, Irak dan Iran terlibat dalam perang senjata biologis.

Sebuah senjata biologis bisa membunuh banyak orang seperti halnya senjata nuklir. Hal ini juga menimbulkan ketakutan dan kepanikan, yang merupakan hal yang diinginkan para teroris dalam serangannya.

Kara: Sehingga Amerika tidak bisa balas melawan.

Braxton dan Kara Southwick dengan anak-anak mereka, (ki-ka) Braxton, Jr., Treston dan Colton, serta anak perempuan Rylee, Jayden, dan Taja. Apa yang akan Anda lakukan jika terjadi serangan seperti itu?
Braxton: Menghindari ancaman dengan menuju ke tempat persembunyian kami di hutan, dengan semua perlengkapan. Kami memiliki alat pelindung untuk seluruh keluarga jika terjadi serangan virus cacar.

Bagaimana reaksi orang ketika Anda memberitahu mereka bahwa Anda “mempersiapkan diri menghadapi kiamat?”
Braxton: Mereka melakukan ini [menatap kosong]. Mereka tidak tahu apakah aku gila atau cerdas cemerlang.

Anda termasuk yang mana?

Kara: Gila.
Braxton: Perpaduan keduanya. Istri saya mengira aku gila. Saya bilang sih seperti ini: Anda memiliki rekening tabungan dan berharap semoga Anda tidak harus menggunakannya untuk perawatan medis darurat. Kami melakukan hal yang sama, tapi dengan makanan, bahan bakar, dan batu bara yang saya kubur di halaman belakang. Juga sebuah generator. Bagi kami itu seperti uang yang disimpan di bank.

Bagaimana jika ketakutan Anda berlebihan dan tidak ada kiamat seperti itu terjadi? Apakah Anda menganggap apa yang Anda lakukan buang-buang waktu?

BS: Tidak sama sekali. Ini adalah proyek kecil kami. Beberapa orang mengumpulkan pernak-pernik dan porselen. Kami mengumpulkan makanan dan lainnya. Nantinya juga kami akan menggunakan semua makanan dan bahan bakar yang kami kumpulkan itu.

Apakah Anda merasa langkah Anda ini perlu diikuti orang lain?

Braxton: Tentu saja. Kami mengajak tetangga untuk ikut kami, ada tujuh keluarga. Mereka semua memiliki taman. Mereka menyimpan makanan dan beberapa kegiatan lain yang kami lakukan.

Kara: Tapi tidak dalam kadar yang sama.

Braxton: Benar. Tetapi jika suatu yang buruk terjadi, saya adalah pemimpinnya. Jika Anda memberikan skenario kepada saya, saya sudah merencanakannya. Saya sudah memikirkan hal ini hampir setiap hari dalam hidup saya.

Kara: Kamu terdengar seperti orang gila.

Jika sesuatu yang buruk terjadi dan Bumi sudah tidak layak huni, akankah Anda tetap ingin bertahan hidup?
Kara: Sudah sifat alami manusia untuk berjuang bertahan hidup.

Ketika Anda menemukan orang lain seperti Anda yang memiliki pandangan aneh — seperti pergeseran magnet kutub — bagaimana Anda berhubungan dengan mereka?
Braxton: Saya pikir itu lucu ketika mereka memilih hal-hal yang dangkal dan tidak masuk akal seperti itu. Ini semua tentang mempersiapkan segalanya. Jika Anda mempersiapkan diri untuk pergeseran kutub, Anda sama saja seperti bersiap untuk menghadapi badai, keruntuhan ekonomi atau senjata nuklir.

Apa yang mereka siapkan mungkin terdengar aneh, tapi mereka benar-benar siap untuk skenario hari "kiamat".

Kara: Teman-teman juga berpikir senjata virus cacar adalah hal yang aneh.

Mengapa Anda membuat acara ini?
Braxton: Karena aku ingin orang-orang belajar sesuatu. Karena aku ingin semua orang juga mempersiapkan diri mereka.

Kara: Semua orang bisa memulai dari hal yang kecil, dan mengembangkannya.

Apa pendapat Anda tentang Badai Sandy?
Braxton: Saya berharap semua orang memiliki setidaknya perlengkapan bertahan hidup untuk 72 jam di rumah mereka, serta pasokan air untuk tiga hari. Itu akan sangat membantu. Juga, dalam tas persiapan saya [sebuah tas yang dipersiapkan untuk dapat bertahan hidup selama beberapa hari "dalam peristiwa semacam kiamat”], saya memiliki lembaran panel surya yang dapat digunakan untuk mengisi baterai telepon.

Bagaimana pendapat anak-anak Anda tentang persiapan ini?

Kara: Anak laki-lakiku menyukainya, karena mereka suka berada di luar ruangan.

Braxton: [Putriku] Jayden mengatakan bahwa ia ingin mencari suami yang juga melakukan hal yang sama dengan ini. Tapi aku berkata, "Tidak untuk beberapa tahun, ya? Kau baru berusia 19 tahun."

Braxton, Anda tampaknya lebih antusias daripada Kara. Apakah kau perlu meyakinkan dia dulu agar bisa ikut acara ini?

Braxton: Tentu saja. Butuh beberapa bulan. Suatu kali dia melihat saya mengambil foto dari penyimpanan makanan kami untuk dikirim ke National Geographic dan memarahiku. Aku hanya pura-pura bahwa aku mendokumentasikan itu untuk bersenang-senang, bukan karena acara ini.

Kara: Saya tidak berbicara dengannya selama sekitar satu bulan.

Mengapa Anda akhirnya setuju?
Kara: Saya setuju karena saya pikir kita bisa mengajarkan orang lain sesuatu. Anda hanya hidup sekali.