Jumat, 24 Mei 2013

ENDORSER

Endorser



Pengertian Endorser
Alat pendukung yang digunakan dalam periklanan untuk tujuan pemasaran suatu produk disebut endorser, adapun Shimp (2002) dalam Husein (2008) menjelaskan bahwa endorser adalah pendukung iklan atau juga yang dikenal sebagai bintang iklan yang mendukung produk yang di iklankan. Endorser adalah icon atau sosok tertentu yang sering juga disebut sebagai direct source (sumber langsung) untuk mengantarkan sebuah pesan dan atau memperagakan sebuah produk atau jasa dalam kegiatan promosi yang bertujuan untuk mendukung efektifitas penyampaian pesan produk (Suryadi, 2006:132; Belch & Belch, 2004:168).
            Begitu pula Sutisna (2003 : 272) menjelaskan bahwa penggunaan opinion leader biasanya cukup efektif dalam pemasaran bagi konsumen. Manusia cenderung meniru apa yang dilakukan oleh seorang yang dianggap lebih dari dirinya. Penggunaan endorser yang tepat sebagai pendukung sebuah iklan mampu mempengaruhi dan mendapatkan perhatian konsumen atas pesan yang disampaikan dalam iklan.
            Berdasarkan pernyataan di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa endorser adalah pendukung iklan atau yang dikenal sebagai bintang iklan yang di pakai dalam kegiatan promosi, dengan cara mengantarkan sebuah pesan dengan memperagakan sebuah produk atau jasa, yang memiliki tujuan untuk mendukung efektifitas penyampaian pesan produk yang di iklankan. Tahap selanjutnya akan dijelaskan  mengenai jenis-jenis endorser.
 Jenis Endorser
                Endorser dibagi menjadi beberapa jenis, Hudori (2010) menjelaskan jenis endorser diantaranya adalah celebrity endorser, expert endorser, lay endorser, dan dead endorser.
   a) Selebritis adalah orang-orang yang terkenal oleh masyarakat secara luas baik itu bintang film, penyanyi, pelawak, atlit, model. Begitu pula di jelaskan oleh Shimp dalam Husein (2008) Celebrity endorser adalah orang-orang terkenal yang dapat mempengaruhi karena prestasinya. Selebritis banyak digunakan untuk mengembangkan citra positif produk baru atau mengubah citra produk yang sudah ada, karena untuk melakukan hal ini selebritis mempunyai kekuatan karena mereka menjadi idola banyak orang (Wiryawan dan Pratiwi, 2009).
    b)  Expert endorser adalah bintang iklan yang memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam bidang tertentu. Diharapkan expert ini memberikan impresi bahwa message yang disampaikan dapat dipercaya oleh para calon konsumen (Amalia, 2005).


    c)  Lay endorser adalah bintang iklan non selebritis. Shimp dalam Husein (2008) menyatakan dalam kata yang berbeda tetapi mengandung arti sama, Typical person endorser yaitu memanfaatkan beberapa orang bukan selebritis untuk menyampaikan pesan mengenai suatu produk. Konsumen yang berpengalaman menggunakan produk akan dituruti pendapatnya oleh calon konsumen. (Wiryawan dan Pratiwi, 2009).
    d) Dead endorser adalah bintang iklan orang/tokoh yang telah meninggal dunia. Henry Saputra, CEO Publicis Metro (2008) menjelaskan bahwa pertimbangan utama iklan yang menggunakan dead endorser adalah daya tarik dan kredibilitas sebuah pesan. Kredibilitas itu bertujuan meyakinkan khalayak sasaran atas pesan iklan yang disampaikan.
Selain itu, Shimp (2002) dalam Husein (2008) menjelaskan pula bahwa jenis endorser memiliki karakteristik dan atribut yang sama hanya dibedakan dalam penggunaan orang-orangnya sebagai pendukung, apakah orang-orang yang digunakan sebagai endorser tokoh terkenal atau tidak. Pada penelitian ini penggunaan endorser yaitu jenis expert endorser.

  Expert Endorser
            Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan expert endorser sebagai salah satu variabelnya. Wiryawan dan Pratiwi (2009) menjelaskan salah satu jenis daya tarik utama endorser yang biasa digunakan pada kegiatan promosi dalam pemasaran yaitu ahli atau pemimpin pendapat. Ahli atau pemimpin pendapat adalah orang-orang yang pendapatnya mengenai suatu produk tertentu dituruti oleh orang-orang yang kurang tahu tentang produk tersebut. Biasanya, mereka mempunyai peran yang penting dalam komunikasi dari mulut ke mulut tentang suatu produk. Para ahli atau pemimpin pendapat juga dapat berupa konsumen yang mengerti betul tentang suatu produk dan oleh karenanya pendapatnya dituruti oleh orang lain di komunitas atau lingkungan tempat tinggalnya. Pemasar mengetahui data para ahli atau pemimpin pendapat ini dari daftar nama dan alamat orang-orang yang pernah menanyakan melalui surat tentang suatu produk di masa yang lampau. Biasanya, orang-orang tersebut bertipe inovator.
            Pendapat tersebut didukung oleh Friedman and Friedman  dalam Zulfa dan Soliha (2009) serta Craig (t.t) yang menjelaskan mengenai expert endorsement :
“An expert is defined as a valid statement. Friedman defined expert endorsers as individuals or groups who have deep knowledge about the product they advertise. Expert endorsement are more effective because communication from expert endorser is more readily acceptable compared to that from non-expert. The endorser has obtained this knowledge as a result of experience, study, or training. An example of an individual expert endorser is Amy Greene, beauty consultant, who endorses Tone soap”.
            Seorang ahli didefinisikan sebagai pengungkap pernyataan yang benar. Friedman menjelaskan seorang pendukung ahli sebagai individu atau kelompok yang memiliki pengetahuan yang mendalam tentang produk yang mereka iklankan. Pendukung ahli lebih efektif karena komunikasi dari pendukung ahli lebih mudah diterima dibandingkan dengan yang bukan ahli. Pendukung telah memperoleh pengetahuan ini dari hasil pengalaman, penelitian, atau pelatihan. Sebuah contoh dari pendukung ahli adalah Amy Greene, seorang konsultan kecantikan, yang mendukung sabun Tone.
            Begitu pula Martel-Lawson (2004) menjelaskan mengenai expert endorserment : Experts an individuals renowned for their knowlegde, experince, or competence on a subject. to support their status, expert endorser must have credentials. e.g. recognised achievements, formal qualification
            Seorang Ahli/pakar suatu individu terkenal karena pengetahuan, pengalaman atau kompetensi mereka atas suatu subjek. Untuk mendukung status mereka, pendukung ahli harus memiliki kredensial. Misalnya diakui prestasinya, memiliki kualifikasi formal.
            Berdasarkan pernyataan di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa expert endorser adalah individu atau kelompok terkenal karena memiliki pengetahuan, pengalaman atau kompetensi atas suatu subjek, yang pernyataannya dianggap benar mengenai suatu produk tertentu dan diikuti oleh orang-orang yang kurang mengetahui tentang produk tersebut. Pada sub bab selanjutnya akan dijelaskan mengenai atribut endorser pada penelitian ini, berikut adalah penjelasannya.



 Atribut Endorser
            Penggolongan atribut endorser dibagi menjadi beberapa bagian, Shimp (2007:304) menggolongkan endorser pada iklan menjadi dua atribut umum dan lima atribut khusus untuk memfasilitasi efektivitas komunikasi. Secara spesifik mengatakan bahwa:
“Extensive reaserch has demonstrated that two general attributes, credibility and actractiveness, contribute to an endorser’s effectiveness and that each consists of more distinct subatributes…we use tha acronym TEARS to represent five discrete attributes: trustworthiness and expertise are two dimensions of credibility, whereas phsycal attractiveness, respect and similarity (to target audience) are components of the general concept of attractiveness”.
            Lima atribut khusus endorser dijelaskan dengan akronim TEARS. Dimana TEARS tersebut terdiri dari trustworthiness and expertise yang merupakan dua dimensi dari credibility dan phsycal attractiveness, respect, similarity merupakan komponen dari konsep umum attractiveness.
Konsep TEARS tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut
1.      Trustworthiness (dapat dipercaya)
Trustworthiness adalah sikap percaya terhadap produk dari pencitraan suatu pendukung, adapun Shimp (2007:304) menjelaskan bahwa trustworthiness (dapat dipercaya)  adalah “trustworthiness refers to the honesty, integrity and believability of a source. Endorser trustworthiness simply reflects tha fact that prospective endorser of a brand vary in the degree to which audience members have faith in what they have to say”.
Sehingga trustworthiness mengacu pada sejauh mana sumber dipandang memiliki kejujuran, ketulusan, dan dapat dipercaya. Sumber dapat dipercaya (trustworthiness) secara sederhana berarti endorser sebuah merek secara bertingkat membuat audience memiliki kepercayaan pada apa yang mereka katakan. Jika sumber atau endorser tersebut adalah para ahli maka trustworthiness lebih mengarah pada kemampuan para ahli untuk memberi kepercayaan atau percaya diri pada konsumen suatu produk.
Beberapa indikator pada trustworthiness seperti kejujuran, ketulusan, dan dapat dipercaya memiliki arti seperti dibawah ini :
a.   Kejujuran adalah mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang sesuai kenyataan dan kebenaran (Wijaya:2011)
b.     Ketulusan adalah sebuah kesediaan seseorang untuk malakukan tugas dengan penuh tanggung jawab, amanah, mau berkorban, sepenuh waktu dan sepenuh jiwa (Ryuzaki:2011).
c.  Dapat di percaya yaitu benar atau memastikan akan kemampuan atau kelebihan seseorang atau sesuatu, bahwa akan dapat memenuhi harapannya (kamus bahasa Indonesia online,2011). Atribut selanjutnya setelah Trustworthiness adalah expertise, berikut adalah penjelasannya.
2.      Expertise (keahlian)
Expertise merupakan competitive advantage yang dimiliki pendukung untuk meyakinkan audience dalam hal keterampilannya, lebih jauh lagi Shimp (2007:205) menjelaskan bahwa Expertise (keahlian) adalah expertise refers to the knowledge, experience, or skill possessed by an endorser as they relate to the endorser brand. Keahlian (expertise) mengacu pada pengetahuan, pengalaman atau keahlian yang dimiliki oleh seorang endorser yang dihubungkan dengan merek yang didukung. Seorang endorser yang diterima sebagai seorang yang ahli pada merek yang didukungnya akan lebih persuasive dalam menarik audience dari pada seorang endorser yang tidak diterima sebagai seorang yang ahli. Beberapa indikator pada expertise seperti pengetahuan, pengalaman, dan keahlian memiliki arti seperti dibawah ini :
           a.  Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal 
           b.  Pengalaman yaitu sesuatu yg pernah dialami dijalani, dirasai, ditanggung, dsb 
           c. Keahlian yaitu kemahiran dalam suatu ilmu /kepandaian, pekerjaan 
3.      Attractiveness (daya tarik)
Atribut selanjutnya setelah expertise adalah attractiveness, Shimp (2007:304) menjelaskan bahwa attractiveness (daya tarik) adalah Phsycal attractiveness refers to the trait of being regarded as pleasant to look at in terms of perticular group’s concept of attractiveness. Attractiveness (daya tarik fisik) mengacu pada diri yang dianggap sebagai yang menarik untuk dilihat dalam kaitannya dengan konsep kelompok tertentu dengan daya tarik fisik.
Shimp (2007:305) menyatakan jika pemilih menemukan sesuatu pada diri endorser yang dia sukai maka bujukan bekerja lewat identifikasi. Artinya, lewat identifikasi, pemilih akan mengadopsi perilaku, sikap atau preferensi. Ketika mereka menemukan hal menarik dalam diri endoser.
Endorser dengan tampilan fisik yang baik dan/atau karakter non-fisik yang menarik dapat menunjang iklan dan dapat menimbulkan minat audience untuk menyimak iklan (Belch dan Belch, 2004). Setelah menjelasakan mengenai attractiveness, penjelasan selanjutnya adalah respect dan berikut penjelasaannya
4.      Respect (kualitas dihargai)
Atribut keempat adalah respect, respect merupakan pemberian penghargaan dari audience terhadap suatu produk setelah melihat dan mendengar informasi dari endoerser, Shimp (2007:306) menjelaskan bahwa respect (kualitas dihargai) adalah: Respect represents the quality of being admired or even esteemed due to one’s personal qualities and accomplishments.
Respect (kualitas dihargai) berarti kualitas yang dihargai atau digemari sebagai akibat dari kualitas pencapaian personal. Penghargaan adalah sebuah bentuk apresiasi kepada suatu prestasi tertentu yang diberikan baik oleh perorangan ataupun suatu lembaga (Rafdi, 2008). Selebritas dihargai karena kemampuan akting mereka, keterampilan berolahraga atau kepribadian dan kualitas argumentasi politiknya. Individu yang dihargai juga secara umum disukai, dan hal ini dapat digunakan untuk meningkatkan ekuitas merek.
5.      Similarity (kesamaan dengan audience yang dituju)
Atribut terakhir adalah similarity, Shimp (2007:306) menjelaskan bahwa similarity (kesamaan dengan audience yang dituju) adalah Similarity represents the degree to which an endorser matches an audience in terms of charecteristics pertinent to the ondersement relationship-age, gender, ethnictly and so on.
Kesamaan dengan audience yang dituju (similarity) mengacu pada kesamaan antar endorser dan audience dalam hal umur, gender, etnis, status sosial dan sebagainya. Hal ini dipertegas oleh Belch dan Belch (2004) yang menyatakan bahwa similarity, merupakan persepsi khalayak berkenaan dengan kesamaan yang dimilik endorser, kemiripan ini dapat berupa karakteristik demografis, gaya hidup, kepribadian, masalah yang dihadapi sebagaimana yang ditampilkan pada iklan dan sebagainya.

Tujuan, Makna,dan Manfaat outbound training

Tujuan, Makna,dan Manfaat outbound training

Outbound bukan hanya bermakna kegiatan yang menggunakan sarana diluar ruang,melainkan juga bermakna out of bounderise "Keluar dari bingkai/frame kebiasaan" dimana peserta diajak untuk berpikir luar biasa dan membuat terobosan-terobosanbaru.

OUTBOUND TRAINING

Sehubungan dengan semakin pesat dan berkembangnya persaingan bisnis di dalam dan di luar negeri menyebabkan persaingan global menjadi lebih ketat sehingga banyak para pelaku bisnis perusahaan merasa perlu meningkatkan kualitas Sumber daya manusia bagi karyawannya. Dengan metode pembelajaran eksperiensial atau lebih dikenal dengan “learning by doing”, peserta akan dihadapakan dengan keadaan yang nantinya dapat diimplementasikan di dalam kehidupan sehari-hari, dan juga membuat pemahaman terhadap suatu permasalahan akan semakin tinggi sehingga implementasinya juga semakin mudah.
Outbound Training merupakan sarana yang digunakan dalam pelatihan yang bertujuan untuk :

A. Meningkatkan kompetensi setiap individu , Info training | info Outbound | training outboud
B. Terbentuk sifat dan sikap mental sumberdaya manusia :
- Yang berkualitas, Yang mampu membangun dan meningkatkan pola pikir, proses/sistem kerja yang baik,
- Memberikan hasil kerja yang maksimal,
- Semangat kerja yang tinggi, serta
- Kerjasama yang solid antar dan inter unit
agar tujuan perusahaan yang diinginkan dapat terwujud dengan sukses dan bahagia.

TUJUAN OUTBOUND ?

Membangun dan Meningkatkan :
Sikap Mental, Knowledge, Practise, Skill
1.KUALITAS IMAN & TAQWA
2.KUALITAS POLA PIKIR
3.KUALITAS PROSES KERJA
4.KUALITAS HASIL KARYA
5.KUALITAS HIDUP

MANFAAT PELATIHAN OUTBOUND

1.Peserta akan dapat lebih memahami arti yang sebenarnya dari sebuah tantangan.
2.Peserta akan dapat belajar pentingnya memiliki jiwa yang tidak mengenal putus asa.
3.Peserta akan mendapatkan pemahaman yang sebenarnya tentang motivasi, kerja sama dan kepemimpinan.
4.Peserta akan lebih arif dalam melihat potensi diri.
5.Peserta akan mampu memaknai dengan benar arti sesungguhnya dari kata komunikasi efektif
6.Peserta akan mendapatkan kesegaran baik secara jasmani maupun rohani

PENGERTIAN KREDIBILITAS

pengertian kredibilitas

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kredibilitas adalah kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan kepercayaan. Aplikasi umum yang sah dari istilah kredibilitas berkaitan dengan kesaksian dari seseorang atau suatu lembaga selama konferensi. Kesaksian haruslah kompeten dan kredibel apabila ingin diterima sebagai bukti dari sebuah isu yang diperdebatkan.

Kredibilitas dari saksi atau pihak tergantung kepada kemampuan hakim atau juri (di negara yang menggunakan sistem juri) untuk mempercayai dan menyakini apa yang ia katakan, dan terkait dengan akurasi dari kesaksiannya sendiri terhadap logika, kebenarannya, dan kejujuran. Kredibilitas pribadi tergantung pada kualitas dari seseorang yang akan mengarahkan juri untuk percaya atau tidak percaya kepada apa yang ia katakan.

Contohnya, sebagai auditor, kita harus bisa dipercaya dalam mengabil keputusan, dengan data yang benar – benar akurat, dan mengerjakan pekerjaan sebaik mungkin.

Profesionalisme (profesionalisme) adalah sifat-sifat (kemampuan, keterampilan, cara pelaksanaan sesuatu dan lain-lain) sebagaimana yang tepat terdapat pada atau dilakukan oleh seorang profesional. [1] Profesionalisme berasal dari profesi yang berarti berhubungan dengan profesi dan memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya , (KBBI, 1994). Jadi, profesionalisme adalah perilaku, keahlian atau kualitas dari seseorang yang profesional (Longman, 1987).

Contohnya, sebagai akuntan, kita harus bisa bekerja dengan benar, sesuai dengan standar yang telah dibuat dan selalu memuaskan pihak-pihak yang mempekerjakan kita.

Kepercayaan secara umumnya bermaksud akuan akan benarnya terhadap sesuatu hal. Biasanya, seseorang yang menaruh kepercayaan ke atas sesuatu pekara itu akan disertai oleh perasaan 'pasti' atau kepastian terhadap pekara yang berkenaan.

Kepercayaan dalam konteks psikologi adalah bermaksud suatu keadaan jiwa yang berhubungan dengan sikap berkedudukan-memihak (propositional attitude). Sedangkan dalam konteks agama pula, kepercayaan adalah bagian dari batu dasar pembangunan moral. Dalam konteks ini, kepercayaan disebut Akidah atau Iman.

Adapun kepercayaan itu dikatakan berhubungan dengan sikap berkedudukan-memihak, karena ia sentiasanya melibatkan penekanan, penuntutan, dan diharapkan dari seorang individu mengenai kebenaran sesuatu. Kebenaran yang dituntut itu mungkin sahih, dan mungkin palsu secara objektif, tetapi bagi individu yang berkenaan ia adalah sahih.

Contohnya, apa bila kita membuka usaa pengiriman barang, jasa kita harus bisa dipercaya, bang yang dititipkan ke kita harus kita sampaikan ke orang yang benar dengan tepat waktu, menjaga barang tersebut dalam kondisi baik,dan lain-lain yang akan membuat kita dipercaya oleh konsumen.

Kualitas atau mutu adalah tingkat baik buruknya atau taraf atau derajat sesuatu. Sedangkan dalam ilmu ekonomi, jasa adalah aktivitas ekonomi yang melibatkan sejumlah interaksi dengan konsumen atau dengan barang-barang milik, tetapi tidak menghasilkan transfer kepemilikan. Dan menurut Phillip Kotler adalah setiap tindakan atau unjuk kerja yang ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip intangibel dan tidak menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksinya bisa terkait dan bisa juga tidak terikat pada suatu produk fisik.

Jadi menurut saya kualitas jasa adalah mutu atau baik buruknya dari tindakan aktivitas ekonomi manusia yang di berikan kepada konsumen atau pihak yang membutuhkan. Contohnya, dalam usaha salon, jasa perawatan yang di tawarkan haruslah memuaskan, sesuai dengan standar, agar konsumen puas.

Contoh penerapan moral pada bisnis :
1. Jangan pernah memberi buahan yang tdak layak pada pembeli, karena banyak penjual buah yang melakukan tindak kecurangan. Pada saat pembeli tidak meperatikan buahan yang dibelinya, penjual menukar kantong blanjaan dengan kantong yang terisi buah busuk.
2. Jangan hanya mementingan keuntungan dengan menjual ayam goreng yang ternyata bahan dasarnya ayam tiren.
3. Tidak melakukan persaingan yang merugikan, seperti menjelek – jelekan saingan kita di depan konsumen.